PENASULTRA.COM, KENDARI – Juli 2018, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan inflasi sebesar 0,81 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya (Juni 2018) sebesar 1,99 persen (mtm).
Secara spasial, Kota Kendari dan Kota Baubau mencatatkan inflasi masing-masing sebesar 0,66 persen (mtm) dan 1,20 persen (mtm). Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sultra menilai inflasi tersebut masih terkendali.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sultra, Surya Alamsyah mengatakan, penurunan inflasi tersebut terutama didorong oleh penurunan harga pada kelompok bahan makanan (volatile food/VF) khususnya ikan segar dan kelompok administered price khususnya angkutan udara.
Cuaca di wilayah Sultra yang berangsur normal sepanjang Juli 2018 mendorong penurunan tekanan inflasi pada kelompok VF khususnya kelompok ikan segar.
“Diantaranya adalah ikan kembung, layang, cakalang dan cumi-cumi. Selain ikan segar, komoditas VF yang mengalami deflasi yakni bawang merah,” kata Surya Alamsyah melalui rilisnya, Kamis 2 Agustus 2018.
Namun penurunan tekanan inflasi yang lebih besar pada kelompok ini tertahan oleh inflasi pada komoditas sayur-sayuran, cabai rawit, tomat dan beras.
Sedangkan penurunan inflasi pada kelompok administered price terutama didorong oleh deflasi yang terjadi pada tarif angkutan udara di Kota Kendari yang sebesar -22,12 persen (mtm).
“Meskipun pada saat yang sama di Kota Baubau komoditas tersebut masih mengalami inflasi,” ungkapnya.
Pria berkaca mata ini menjelaskan, disisi lain, penurunan inflasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan inflasi pada komoditas tarif pulsa seluler dan biaya pendidikan (kelompok inti). Inflasi kelompok inti tercatat mengalami peningkatan dari sebesar 0,40 persen (mtm), menjadi 0,75 persen (mtm).
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh inflasi yang terjadi pada komoditas tarif pulsa seluler atau paket data internet yang tercatat sebesar 9,44 persen (mtm) dan biaya kuliah akademi/perguruan tinggi yang tercatat sebesar 2,65 persen (mtm)
“Kedua komoditas tersebut memberikan andil yang cukup signifikan terhadap inflasi Sultra pada Juli 2018 yakni sebesar 0,28 persen. Kondisi tersebut terjadi karena adanya penyesuaian tarif dari pihak operator seluler dan penyesuaian biaya masuk perguruan tinggi seiring pergantian tahun ajaran,” bebernya.
Tim TPID Sultra kata Surya, akan terus meningkatkan koordinasi dalam rangka mendorong terwujudnya kerjasama antar daerah di Sultra, sebagaimana arahan Presiden RI, dalam forum Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) ke IX.
Bahwa, pemerintah harus meningkatan infrastruktur penghubung antar daerah dan pembangunan pasar pengumpul di daerah dalam upaya mengurangi biaya transportasi dalam kegiatan perdagangan antar daerah.
“Koordinasi yang telah terjalin dengan satgas pangan dalam melakukan pengawasan peredaran barang juga akan terus ditingkatkan untuk mencegah penimbunan barang,” tutupnya.(b)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Kasmilahi