Faktanya, Pertanian Masih Menjadi Tumpuan Perekonomian di Muna

Oleh: La Ode Muh Faisal

Kabupaten Muna selalu saja menarik. Apa lagi soal politik. Hampir semua masyarakat di Pulau batu berbunga ini jadi politisi. Sampai-sampai ada “Pepata La Ode” yang mengatakan “kalau mau belajar politik, datang di Muna”.

Tapi kita abaikan dulu topik politik. Saya mencoba serius menengok kondisi perekonomian di Kabupapten Muna untuk melihat sejauh mana kinerja pembangunan ekonomi di daerah itu.

Sedikit gambaran. Pertumbuhan ekonomi merupakan pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan seluruh lapangan usaha kegiatan ekonomi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Hal itu menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu indikator makro untuk mengukur kinerja perekonomian.

Kabupaten Muna merupakan salah satu wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang masih mengalami perlambatan pada pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terkahir. Kira-kira apa penyebabnya?

BPS mencatat, ekonomi Muna tumbuh 5,2 persen sepanjang tahun 2018. Kendati tumbuh positif dibanding 2017 yang sebesar 5,0 persen, akan tetapi pertumbuhannya masih jauh lebih rendah dibanding tahun 2016 yang mencapai pertumbuhan 6,1 persen. Apa lagi di tahun 2015 sebesar 7,2 persen.

Jika dilihat dari struktur pembentuknya, sektor pertanian masih konsisten menjadi jantung atau penopang utama perekonomian Muna selama lima tahun terkahir. Bahkan terus mengalami peningkatan.

Sektor pertanian secara umum berkontribusi sebesar 27,99 persen. Disusul sektor perdagangan 13,26 persen dan sektor kontruksi 12,89 persen. Sedangkan sektor lainnya berkontribusi di bawah dari 11 persen.

Dominasi sektor pertanian terhadap perekonomian di daerah ini diakibatkan sebagian besar aktifitas ekonomi masyarakat Muna berada di sektor pertanian. Dimana, dari 83.507 angkatan kerja di Muna, 24.330 atau 30,88 persen diantaranya bekerja di sektor pertanian.

Dari jumlah angkatan kerja itu pula, jumlah pencari kerja (masih menganggur) yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muna sebanyak 751 orang. Paling banyak yang pendidikan terakhirnya sarjana (S1), yaitu 280 orang (Ini di luar topik).

Kondisi perlambatan pada pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan bahwa, kinerja pembangunan ekonomi di Kabupaten Muna belum mengalami perubahan berarti. Ini tentunya harus menjadi perhatian serius. Tidak hanya Pemerintah Daerah, tetapi peran serta semua pihak juga dibutuhkan.

Karena capaian pertumbuhan di sektor pertanian cukup menggembirakan, Pemerintah Daerah harus menjaga tren positif ini dengan menjadikan pertanian sebagai leading sektor untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di penghujung tahun 2019 ini.

Kemajuan teknologi dan pertumbuhan sektor lain, terutama kaitanya dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap pangan dan berbagai turunan produk produk pertanian baik hortikultura dan pangan harus dipandamg sebagai peluang.

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dijadikan sebagai ruang untuk menembus pasar lintas Asia harus dimaksimalkan peluangnya. Yaitu dengan melakukan perubahan dalam usaha tani dan pengemasan produk sehingga memilki nilai tambah atau daya saing tinggi dibanding produk lainnya di pasar.

Untuk itu, pemerintah daerah harus mendorong pertumbuhan industri pertanian dari hulu hingga hilir dengan memaksimalkan berbagai investasi baik dari dalam dan luar daerah.

Selain itu, manajemen dan pengelolaan lembaga keungan pertanian dan sentra penjualan atau pasar produk-produk pertanian harus menjadi perhatian khusus pemerintah. Termasuk perbaikan jalur niaga yang lebih menguntungkan atau berpihak pada kesejahteraan petani.

Langkah yang krusial dan mendesak adalah memotong pemain-pemain di sektor hulu dan hilir, terutama bagi mereka yang hanya mengambil keuntungan dari aktiviats pertanian tanpa mempertimbangkan kesejahteraan petani. Yaitu dengan regulasi tata niaga pertanian yang mampu memberikan dorongan dan semangat petani untuk melangsungkan aktivitas pertanianya.

Terpenting, sekali lagi, menjadikan sektor pertanian sebagai leading sektor dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertanian tidak hanya dikelola secara teknis, namun harus dijadikan sebagai sumber penghasilan utama masyarakat.

Dengan demikian, seluruh sumber daya pertanian bisa dimaksimalkan dengan melakukan sinkronisasi dengan sektor lain secara komprhenship. Hal ini menjadi syarat penting agar sektor pertanian tidak dipandang sebelah mata atau diabaikan dalam penangananya.***

Penulis adalah Reporter Penasultra.com