PENASULTRA.COM, KENDARI – Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Tenggara (Sultra) menilai pemilihan Rektor Universitas Nahdaltul Ulama Sulawesi Tenggara (Unusra) baru-baru ini dianggap cacat prosedur.
Ketua IKA PMII Sultra Oma Irama, mengatakan proses pemilihan Rektor Unusra terindikasi tidak sesuai prosedural dan terkesan akal-akalan. Menurutnya, kampus mestinya dibangun atas prinsip-prinsip akademis dan proses pemilihan harus dilakukan secara transparan.
“Bagaimana mungkin kampus yang sebesar Unusra ini dibuat seperti Kampus suatu kelompok. Sementara kami dan seluruh Badan Otonom (Banon) Nadlatul Ulama (NU) tidak pernah diajak diskusi untuk kemajuan Kampus,” kata Oma, 25 November 2019.
Ia menjelaskan, jika memang mereka yang mengelola kampus Unusra tidak mau terganggu maka dihapus saja itu NU nya biar kita tidak urus. Dikatakannya, Kampus Unusra jangan dibuat seperti perusahaan, segala keputusan tergantung Direktur.
“Saya mewakili alumni PMII Sultra minta agar proses pemilihan segera dianulir oleh PBNU melalui PWNU sehingga proses penjaringan sampai pada pemilihan benar-benar transparan dan sesuai dengan prinsip akademis. Yang jelas apa yang menjadi tuntutan kami segera ditindaklanjuti,” tegas Oma.
Untuk diketahui, pada rapat senat, Rabu 20 November 2019, Prof. Dr. H. Nasruddin Suyuti terpilih secara aklamasi sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara (Unusra) periode 2020-2025. (b)
Penulis: Bas