Miris, Warga Trans Oheo Hidup dalam Keterbelakangan

PENASULTRA.COM, KONAWE UTARA – Mimpi indah di tanah wilayah garapan baru menjadi impian setiap warga transmigrasi. Namun, bagi warga trans di Desa Hialu, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, Sultra justru sebaliknya. Sangat memprihatinkan.

Di Desa Hialu ini dihuni lebih 70 kepala keluarga yang berasal dari warga lokal Konut, dan sebagian lainnya berasal dari Bali, Lombok dan Jawa Barat.

Desa Hialu terbelakang dalam bidang ekonomi. Ini dapat dilihat dengan kondisi warganya yang makin memprihatinkan setelah jatah bekal beras dan lauk pauk dari pemerintah sudah tidak ada lagi.

Menurut Ketua Rumah Aspirasi Umar Arsal, Sopyan Hadi, perekonomian warga trans ditempat itu belum mendapatkan perhatian serius utamanya bantuan dari sisi tanaman jangka panjang dan tanaman jangka pendek.

“Semestinya pemerintah mengantisipasi enam bulan sebelum habis jatah lauk pauk dengan memberikan warga trans bibit-bibitan tanaman pangan dan menyiapkan bibit tanaman yang berskala jangka panjang,” katanya, Rabu 18 April 2018.

Bukan hanya di bidang ekonomi dan pertanian, warga Oheo juga sangat membutuhkan sarana dan prasarana pendidikan.

Pendidikan yang merupakan hak setiap warga Indonesia sebagaimana telah diatur dalam UUD 1945, malah tidak didapatkan layak anak-anak Oheo.

SD 9 Oheo, salah satu bangunan sekolah berukuran 6×6 meter, berdinding papan dan beralaskan tanah, didirikan swadaya masyarakat di atas lahan milik warga setempat.

Yang membuat mirisnya lagi, wilayah penempatan warga trans ini tidak dilengkapi dengan sarana infrastruktur memadai termasuk rumah ibadah.

“Pemerintah pusat maupun pemerintah setempat serta pihak terkait harusnya lebih peduli dalam melihat permasalahan yang sering diabaikan ini, ternyata warga Desa Hialu mengalaminya,” kata Supyan.(a)

Penulis: Clara Sinthia
Editor: Mochammad Irwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *