PENASULTRA.COM, KENDARI – Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) se-Indonesia bisa bernafas lega. Pasalnya, tiga keluhan PHRI telah disahuti Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
Ketiga keluhan semua pengurus PHRI Indonesia yakni, harga tiket yang relatif mahal dan bagasi berbayar.
Lalu berlakunya larangan rapat di hotel bagi pengelola anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) serta lesunya bisnis pariwisata, khususnya kunjungan wisatawan nusantara (Wisnus) dan bisnis ole-ole di Indonesia.
“Presiden langsung menyahuti keluh kesah kedua saat menyampaikan sambutan pada Penutupan Rakernas PHRI di Hotel Sahid Jakarta, Selasa 12 Februari 2019 lalu,” ungkap Ketua Pengurus PHRI Sulawesi Tenggara (Sultra), Ir Hugua pada awak Penasultra.com, Kamis 14 Februari 2019 malam.
Dalam Rakernas PHRI yang juga dihadiri Menteri Pariwisata, Arif Yahya dan Menteri Bapennas Bambang Projonegoro sebagai pembicara, dengan gaya khas Jokowi, kata Hugua, mulai Rabu, 14 Februari 2019, Jokowi akan perintahkan Menteri terkait untuk mencabut aturan yang melarang rapat di hotel.
“Ia juga akan segera mengintervensi perusahaan penerbangan melalui kementerian terkait untuk menurunkan tarif penerbangan,” beber ketua PDIP Sultra itu.
Bahkan, lanjut Hugua, Presiden mengancam akan memasukan kompetitor penerbangan yang lebih murah dan menghilangkan monopoli Pertamina, jika harga aftur yang memicu harga tiket tinggi masih belum kompetetif.
“Dampak dari perintah Presiden tersebut, mulai hari ini, Kamis 14 Februari 2019, penerbangan Garuda dan anak perusahaannya menurunkan harga tiket penerbangan hingga 20 persen. Presiden yakin jika harga tiket terjangkau maka bisnis pariwisata dan bisnis ole-ole kembali menggeliat seperti semula,” tutur Hugua.(b)
Penulis: Yeni Marinda
Editor: Ridho Achmed