PENASULTRA.COM, KENDARI – Dalam upaya mengembangkan Usaha Kecil Manengah (UKM) sebagai bagian dari fungsi pengabdian pada masyarakat, Universitas Muhammadyah Kendari (UMK), mendorong kemandirian desa dan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar di Desa Cialam Jaya dan Lambusa, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan.
Program kerjasama dengan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dinamakan program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPUD).
Ketua tim UKM UMK Ahmad Mulis Suryadi mengatakan, pihaknya telah berhasil membangun mitra dengan dua pelaku UKM, diantaranya Empang Lestari dan Multi Tani Lestari. Dengan komoditi unggulan jenis ikan koi. Tapi ada juga ikan jenis yang lain, seperti lele, mas, nilam, patin dan gurami.
“Program ini dimulai tahun 2017, dan akan berjalan selama tiga tahun,” ucap Ahmad Mulis, Kamis 6 September 2018.
Kepala Lembaga Penjamin Mutu (LPM) UMK ini mengatakan program ini diupayakan bisa berkesinambungan dan menjadi percontohan bagi pelaku usaha yang lain. Katanya, pola pengembangan usaha dilakukan secara mandiri termasuk penyiapan pakan berupa pellet sehingga bisa menekan biaya produksi. Dan ikan dapat dipanen dalam waktu tiga bulan, enam bulan, dan satu tahun.
“Intinya, tergantung jenis ikanya dan permintaan konsumen,” ucapnya.
Uniknya, kata dia khusus Multi Tani Lestari, di Lambusa penjualanya dengan metode wisata pemancingan.
“Jadi orang memancing dulu baru bayar hasil pancingan,” ucapnya.
Proses pembinaan dilakukan Tim UKM pada aspek menajemen dan produksi. Pada aspek produksi, lanjut dia, melalui sistem pemberdayaan organik, yaitu mulai dari penyiapan alat, indukan yang tersertifikasi dan pembuatan pakan. Selanjutnya menata, menyiapkan kolam yang ideal sebulum bibit ikan ditebar.
Sedangkan aspek manajemen dilakukan dengan pelatihan cara pembukuan dan pengelolaan keuangan yang baik.
Senada, Dekan Fakultas Perikan dan Ilmu Kelautan Fajriah menjelaskan, pembinaan pelaku UKM budidaya sub sektor perikanan merupakan langkah strategis karena dapat mendongkrak sektor lain.
Namun masih ada sejumlah kendala yang sering dihadapi pelaku UKM. Yakni ketegantungan pada cuaca, minimnya akses pada modal usaha, teknologi, dan tidak adanya efisiensi usaha.
“Ini masalah umum. Hal ini pernah terjadi juga sama pelaku UKM empang lestari dan Multi Tani Laetari. Tapi kita harap usaha ini bisa berkembang,” pungkasnya.(b)
Penulis: La Ode Arfa
Editor: La Ode Kasmilahi