Tiga Siswa Pemeran Goyang Erotis di Tiang Bendera Minta Maaf

PENASULTRA.COM, WAKATOBI – Tiga siswa di antara siswa siswi SMAN 1 Wangi-wangi pemeran goyang erotis di tiang bendera saat perayaan kelulusan beberapa waktu lalu akhirnya meminta maaf kepada semua pihak.

Ketiganya masing-masing berinisial, S dan A (jurusan IPA) serta Ay (jurusan IPS). Saat ini mereka diketahui tengah mengikuti tes di salah satu perguruan tinggi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Permintaan maaf mereka dilakukan melalui video dalam ruangan Kepala SMAN 1 Wangi-wangi setelah peristiwa itu disorot publik. Mereka mengaku joget tersebut, tidak bermaksud untuk mencederai dunia pendidikan seperti yang ditudingkan.

S, salah seorang siswi pemeran goyang erotis itu mengaku, joget di tiang bendera dilakukan hanya untuk meluapkan kegembiraan atas keberhasilan yang telah diraihnya.

“Saya meminta maaf atas kejadian itu. Joget yang saya lakukan bersama teman-teman sama sekali tidak bermaksud menyinggung siapa-siapa. Itu terjadi karena kami semua senang dan gembira,” tutur S dalam video yang diperlihatkan kepala SMAN 1 saat ditemui PENASULTRA.COM, di ruang kerjanya, Selasa, 8 Mei 2018.

Senada, A, rekan S juga mengungkapkan rasa penyesalannya yang dalam.

“Kami berjanji tidak akan mengulangi kejadian tersebut,” ungkap mantan siswa yang pernah pengenyam pendidikan di jurusan IPA itu.

Di tempat berbeda, Ay, pemeran wanita lainnya pun menghaturkan permintaan maafnya ke publik.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Wangi-wangi, Jumui mengatakan, peristiwa tersebut terjadi diluar dugaan pihak sekolah. Sebab sebelumnya, pihak sekolah telah meminta bagi para siswa siswi yang merayakan kelulusan harus menggunakan busana muslim.

“Mungkin saja mereka kembali ke rumahnya untuk ambil seragam yang sudah dicoret-coret. Setelah viral di medsos baru kami tahu ada kegiatan lain yang dilakukan siswa,” aku Jumui.

Ia menyebut, selama duduk di bangku sekolah, ketiga siswa yang nampak dalam video tersebut mempunyai perilaku baik.

“Makanya setelah video itu viral mereka jadi malu. Mereka sudah jarang keluar,” tutur Jumui.(b)

Penulis: Deni La Ode Bono
Editor: Ridho Achmed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *