Tim Medis Paskibra Tak Diberi Honor, Ketua PPNI Konkep Angkat Bicara

PENASULTRA.COM, KONAWE KEPULAUAN – Dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke 73 tahun, Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) melalui Dinas Pemuda dan Olah Raga jauh-jauh hari telah menyeleksi puluhan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) merah putih tingkat Konkep.

Sejak hari pertama, mulai 23 Juli 2018 sampai pada hari puncak HUT RI ke 73 (17 Agustus 2018), tercatat 24 hari para Paskibra latihan dan tampil memukau. Sepanjang itu juga sejumlah petugas kesehatan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konkep dilibatkan dalam pendampingan di lapangan sebagai tim medis.

Namun mirisnya, usai pelaksanaan upacara HUT RI tersebut, delapan orang tim medis yang tergabung dalam organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Konkep itu tidak sama sekali diberikan honor.

Atas kenyataan ini, usai mendengar keluhan para tim medis Paskibra Konkep itu, Ketua PPNI Konkep, Kalvin langsung bersuara. Kata dia, harusnya Dispora Konkep tidak mengabaikan tim medis dan harus memberikan honor.

“Kalau tidak ada honornya jangan libatkan tim medis karena mereka punya tugas dan tanggung jawab di tempat mereka tugas,” kata Kalvin saat dihubungi via selulernya, Sabtu, 18 Agustus 2018.

Petugas kesehatan, kata dia, bukan sebuah tenaga sukarela yang senaknya saja dimanfaatkan.

“Coba saja bayangkan tim medis ini semuanya kan kerja di RSUD kadang mereka lepas dinas malam langsung lanjut standby di lapangan mengontrol para pasukan bendera saat latihan. Trus tidak diberikan honor ini kan namanya Dispora Konkep gagal, hanya memanfaatkan tim medis,” semprotnya.

Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Dispora Konkep, Armin mengatakan dalam juknis pelaksanaan pasukan pengibar bendera tidak ada yang namanya biaya untuk petugas medis. Yang ada, kata dia, hanya honor para paskibraka.

“Memang tidak ada honor untuk tim medis. Hanya paskibraka saja termasuk pelatihnya yang ada uang sakunya,” kata Armin.

Armin menyebut, anggaran pelaksanaan paskibraka di Konkep sebesar Rp400 juta.

“Anggarannya Rp400 juta sudah klop semua mulai dari fasilitas latihan selama kurang lebih satu bulan dan uang saku. Tapi kalau tim medis memang tidak ada. Kita hanya mengajukan surat permintaan bantuan tenaga medis di RSUD,” timpalnya.(b)

Penulis: Nanang Sofyan
Editor: Ridho Achmed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *