Yunus, Pasien Kritis RSBG Kolaka Butuh Uluran Tangan Keluarga

PENASULTRA.COM, KOLAKA – Malang nian nasib Muhammad Yunus (30). Disaat terbaring lemah di Rumah Sakit Benyamin Guluh (RSBG) Kolaka ia tak kunjung dibesuk keluarganya. Pria yang kesehariannya bekerja serabutan ini mengidap penyakit yang mengancam hidupnya. Dia divonis mengidap penyakit akut di hati.

Ceritanya, pada Sabtu 7 April 2018 lalu, Yunus ditemukan terbaring kesakitan di salah satu rumah warga Kelurahan Balandete, Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka, Sultra.

Saat melihat kondisi Yunus yang nyaris tak berdaya, seorang warga melaporkan hal itu ke salah seorang pegawai RSBG Kolaka. Mendengar informasi itu, pihak RSBG pun tak tinggal diam. Tim medis bergegas menjemput Yunus.

Yunus yang dijemput dalam keadaan kritis langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSBG.

“Waktu itu sekitar pukul 14.30 Wita, kondisinya lumayan kritis,” ungkap Direktur RSBG Kolaka dr Muhammad Rafi yang ditemui di ruang perawatan pasien, Senin malam, 9 April 2018.

Setelah mendapat tindakan medis, kondisi Yunus sudah agak membaik. Hanya saja, terhitung sudah tiga hari berada di RSBG Yunus belum dibesuk sanak keluarga.

Pihak RSBG pun cukup kebingungan. Pasalnya, setelah pasien diindentifikasi mengidap penyakit dalam di bagian hati, tim medis memutuskan akan melakukan tindakan selanjutnya. Namun, pihak keluarga yang dinantikan belum juga datang.

“Kemarin setelah diperiksa pasien ini memiliki penyakit yang harus diangkat. Sebenarnya dokter bedah itu sudah mau ambil tindakan, hanya belum ada pihak keluarga. Siapa yang bertandatangan,” terang Rafi.

Meski demikian, kata eks Kepala Puskesmas Pomalaa itu, pihaknya tetap mengagendakan melakukan operasi terhadap pasien, hingga keluarganya datang.

“Kami sudah komunikasi juga dengan pihak kelurahan untuk mengupayakan operasi secepatnya, termasuk soal biaya itu sudah internal kami,” ucapnya.

Amatan awak PENASULTRA.COM, Yunus yang terbaring di salah satu ruang perawatan, kondisinya memang terbilang memprihatinkan. Ia tak bisa bergerak banyak, badannya kurus. Ngomongnya terbata-bata, suaranya pun nyaris tak terdengar.

Meski dengan kondisi demikian, Yunus sempat sedikit bercerita. Katanya, sejak berumur 7 tahun dia datang ke Kolaka. Asalnya dari Sulawesi Selatan. Dia ke Kolaka dengan modal nekat, hanya mengandalkan keahlian minimnya, kerja serabutan. Kerja apa saja yang penting halal.

Yunus juga curhat soal keluarganya. Selain istri dan anak ia mengaku tak punya keluarga lain di Kolaka. Kata dia, istrinya bernama Mutmaini.

“Anakku cewek umur sekitar tiga tahun lebih, tapi saya tidak tahu dimana mereka sekarang,” ujarnya pelan seraya berharap keluarganya segera datang menjenguknya di Ruang Seruni RSBG Kolaka.(a)

Penulis: Kaulia Akansoro
Editor: Mochammad Irwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *