PENASULTRA.COM, CIANJUR – Ketua Umum Partai Berkaya Tommy Soeharto, Senin 25 Maret 2019, mengunjungi Kabupaten Cianjur untuk memberikan bukti program ekonomi kerakyatan dan pembangunan sektor pertanian yang diusung partainya bukan isapan jempol.
“Sektor pertanian Indonesia jalan di tempat, di tengah kian berkembangnya pertanian negara-negara tetangga, oleh karenanya partai berkarya berkomitmen memberikan solusi terhadap masalah ini,” kata Tommy Soeharto usai panen raya di Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Masih menurut putra bungsu Presiden Soeharto itu, solusi yang ditawarkan melalui Partai Berkarya adalah program ekonomi kerakyatan dengan kearifan lokal dan penggunaan pupuk cair bregadium teknologi hypernano serta keringanan memperoleh pupuk dengan cara bayar setelah panen.
“Kearifan lokal adalah tradisi dan budaya bercocok tanam masyarakat. Partai Berkarya akan merevitalisasinya untuk meningkatkan hasil produksi,” kata Tommy Soeharto dalam dialog dengan para petani.
Seperti di Purbalingga, Partai Berkarya melakukan uji percontohan penggunaan pupuk bregadium teknologi hypernano di beberapa petak sawah di Desa Sukasirna. Hasilnya, produksi padi mencapai enam ton jauh di atas rata-rata produksi per hektar secara nasional.
Secara umum, hasil produksi padi petani binaan Partai Berkarya naik 30 persen dengan demikian nyatalah bahwa penggunaan pupuk bregadium adalah solusi untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan menyejahterakan petani.
“Kami memberi bukti bukan janji,” kata Tommy Soeharto.
Selain pupuk, Partai Berkarya juga membangun Saung Berkarya di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Membentang seluas tiga hektar, Saung Berkarya adalah miniatur desa mandiri energi dan pangan. Rencananya, Tommy Soeharto akan membangun Saung Berkarya di setiap kabupaten, agar masyarakat desa belajar bagaimana mandiri energi dan pangan.
Tidak ada listrik di Saung Berkarya. Kebutuhan energi; untuk memasak, penerangan, mesin penetasan telur ayam, dan lainnya, menggunakan biogas kotoran sapi. Ada tujuh ekor sapi, dengan produksi kotoran cukup untuk membuat biogas, ayam petelur yang memenuhi kebutuhan gizi harian, dan kebun berbagai sayuran dan lokasi pembibitan yang tidak menggunakan pupuk kimia.
Kotoran sapi yang telah diambil gas-nya digunakan sebagai pupuk. Untuk pestisida, Saung Berkarya menggunakan air kencing sapi. Saung Berkarya adalah solusi bagi pembangunan pertanian secara terpadu.
Menurut Tommy, selama 21 tahun reformasi sektor pertanian terabaikan. Kesejahteraan masyarakat, terutama petani, cenderung menurun. Produk pertanian lokal tak berdaya, dan menjadi kelas dua, di tengah serbuah produk impor.
“Partai Berkarya berkomitmen melakukan perubahan, tidak hanya menyejahterakan petani, tapi juga buruh, nelayan, dan masyarakat kecil lainnya, itulah fokus Partai Berkarya, yang mengusung tagline Indonesia Berkarya,” pungkas Tommy Soeharto mengakhiri, yang disambut tepuk tangan peserta dialog dan masyarakat yang hadir pada panen raya.(smsi)
Editor: Ridho Achmed