Turis Australia Ini Ikut Menenun Kain Khas Buton

PENASULTRA.COM, BUTON – Hari terakhir pelaksanaan Festival Budaya Tua Buton yang dipusatkan di Takawa, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara dipadati pengunjung. Tak hanya pengunjung domestik tapi juga terlihat wisatawan dari mancanegara.

Yang menarik perhatian para pengunjung adalah adanya ibu-ibu penenun sekitar 50 orang. Sejumlah turis pun ikut mencoba menenun kain khas Buton.

Seorang pengunjung asal Australia, Cibbi (59) mengaku takjub melihat para penenun yang sangat mahir. Padahal, kata dia, terlihat sangat sulit pengerjaannya.

Di kesempatan itu, Cibbi tak menyia-nyiakan waktu untuk mengunakan alat tenun kain khas Buton. Walau baru mencoba, Cibbi terlihat cukup cekatan memainkan rangkaian alat tenun yang terbuat dari kayu.

“Amazing (luar biasa), orang-orang (para penenun) butuh support banyak pihak,” kata Cibbi saat diwawancarai disela-sela acara Festival Budaya Tua Buton, Sabtu 24 Agustus 2019.

Di tempat yang sama, David (40), turis asal Canada yang dijumpai awak media mengaku senang berada di Buton, apalagi pemandangannya sangat indah.

Meski baru pertama kali ke Buton, Cibbi mengaku sangat akrab dengan masyarakat Buton karena sangat ramah.

Sementara itu, seorang penenun Risna dari Desa Wabula menjelaskan, festival Buton tahun ini lebih ramai dari tahun sebelumnya.

“Turis lebih banyak dari tahun lalu,” ujarnya.

Ia menambahkan, festival ini membuat dirinya bahagia, karena selain Buton jadi tempat wisata juga membuat pendapatannya meningkat.

“Lumayan banyak yang beli. Harganya tiap kain dari Rp200 ribu sampai Rp350 ribu. Lama kerjanya bisa sampai 10 hari,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Kadis Perindustrian Buton, Ir Sadisu mengungkapkan kegiatan tahunan tersebut dilakukan untuk membantu pemasaran kain tenun Buton.

“Baik lewat pameran nasional hingga internasional. Kami juga selalu meningkatkan kapasitas para penenun,” pungkasnya.(b)

Penulis: Yeni Marinda
Editor: Bas