BI Sultra Dorong Pengembangan UMKM Sultra Melalui Program WUBI

PENASULTRA.COM, KENDARI – Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Suharman Tabrani menilai, secara umum kondisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Sultra masih menghadapi hambatan pada beberapa aspek.

Aspek tersebut yakni kapasitas sumber daya manusia (SDM), kreativitas, akses permodalan dan akses pasar.

“Padahal memasuki perkembangan era industri 4.0, pelaku usaha dituntut untuk adaptif terhadap perubahan,” kata Suharman saat menyampaikan sambutan dalam acara program Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI) di Hotel Claro Kendari, Senin 25 November 2019.

Menurutnya, di era pemasaran digital pelaku UMKM di Sultra harus siap memasuki era digital dengan memanfaatkan media sosial dan kanal e-commerce.

Selain aspek pemasaran, hal yang perlu diperhatikan yakni administrasi usaha dan pencatatan keuangan sebagai modal untuk berhubungan dengan lembaga keuangan.

“Untuk itu kita adakan acara program WUBI. Dengan harapan program ini akan meningkatkan jumlah dan kualitas wirausaha di Sultra khususnya pada sektor agribisnis, sektor pariwisata dan yang berorientasi ekspor yang ada di Sultra,” ungkapnya.

Apalagi, program WUBI meliputi pembinaan usaha melalui boothcamp, coaching hingga pendampingan wirausaha.

Dengan koordinasi dan sinergi yang erat bersama pemerintah daerah, kata Suharman, program WUBI akan membawa manfaat besar bagi pelaku wirausaha dan UMKM Sultra.

“Mampu bersaing dengan pelaku usaha di luar Sultra serta mampu melakukan inovasi-inovasi yang mampu memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan kebèrlangsungan dunia usaha di Sultra,” tutupnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Institute For Development Of Economics and Finance (INDEF) 2018, jumlah pengguna internet mencapai 132,7 juta yang didukung dengan kepemilikian ponsel sebanyak 177,9 juta.

Kondisi tersebut membuka kesempatan bagi para pelaku usaha di Indonesia yang didominasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat pada tahun 2017, 99 persen unit usaha di Indonesia merupakan UMKM dan mampu menyerap 97 persen angkatan kerja serta menyumbang 60 persen terhadap PDB Indonesia.

Secara lebih spesifik, 98 persen UMKM di Indonesia merupakan Usaha Mikro yang masih menghadapi banyak tantangan.

Terlebih kita menikmati bonus demografi, sehingga tenaga kerja usia produktif tersebut harus dioptimalkan untuk memperkuat UMKM. Jumlah penduduk usia produktif yang mendominasi komposisi penduduk membuka peluang bagi tumbuh berkembangnya usaha UMKM di Indonesia.

Penulis: Yeni Marinda