Inilah Titik Nol Kendari, Manuskrip Asal Usul Kota

PENASULTRA.COM – Setiap kota punya sejarah masing-masing. Baik yang sudah terbentuk sejak masa kerajaan, era kolonial, hingga disahkan pada masa millenial. Namun hanya beberapa daerah yang memiliki titik nol bersejarah. Kota Kendari salah satunya.

Kini kota yang menetapkan diri sebagai kota MICE ini melalui Perda nomor 2 tahun 2019, sudah berusia 188 tahun pada 2019. Terbentuk di era kolonial sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaan. Namun tahukah anda di mana kota ini bermula?

Menurut catatan sejarawan arkeologi Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Ali Ahmadi, titik nol ada di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari. Tepatnya di bawah lokasi pembangunan jembatan teluk saat ini.

Dahulu, titik kilometer nol ini adalah pusat kota. Terdapat bundaran pertama yang mempertemukan jalur lalu lintas dari berbagai wilayah. Bahkan semua aktivitas pemerintahan maupun sosial masyarakat, dilakukan di kawasan ini.

Hal itu dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan tua yang dibangun pada era kolonial Belanda. Seperti Controleur yang jaraknya tak jauh dari titik nol, bangunan teater tua yang kini sudah tergusur, markas komando militer, gereja protestan zaman Belanda, masjid raya tertua di Kendari, hotel pertama, sekolah Chinese, kantor Loji, rumah jabatan pemerintah, hingga gudang perdagangan.

Sayangnya, situs-situs sejarah itu hanya dapat dilihat puingnya. Masih ada beberapa bangunan yang utuh, seperti rumah ibadah dan sekolah yang kini sudah beralih fungsi. Selebihnya, hanya sisa-sisa bangunan yang menanti waktu untuk rubuh.

Padahal, sebelum kota ini menjadi serakah seperti saat ini, perjuangan menghidupkan kota ddan mempertahankan diri dari serangan penjajah dimulai di sini. Orang-orang Kandai, yang ini menjadi Kendari, memulai hidup dengan susah payah di kawasan titik nol ini.

Kini telah menjadi sejarah, yang segera terlindas modernisasi pembangunan.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kendari, mengaku menjadikan situs-situs ini sebagai pekerjaan rumah yang tertunda. Saat ini, menurut Kadis Budpar, Fauziah, pihaknya sedang mengidentifikasi dan melakukan berbagai upaya pelestarian situs-situs sejarah.

“Kita sedang berbenah. Semoga tahun depan sudah bisa kita optimalkan,” katanya.

Penulis: La Ode Husaini