PENASULTRA.COM, KENDARI – Kerangka ikan paus dengan panjang 12 meter menjadi salah satu dari koleksi biologi di Museum Sulawesi Tenggara (Sultra), Kota Kendari. Kerangka tersebut merupakan hasil pengawetan yang dilakukan oleh pihak Museum Sultra sekitar 18 tahun lalu. Yaitu sejak jenis ikan paus balacnoptera musculus tersebut ditemukan mati terdampar di pesisir pantai Desa Lakansai Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara, Sultra, sekita bulan Juni 1997 lalu.
La Dulu salah satu petugas Museum Sultra mengatakan, sebenarnya ada dua kerangka ikan paus hasil awetan para tenaga konservasi dan biologi di laboratotrium Museum Sultra. Kerangka satunya lebih panjang tapi tidak pernah dipajang dan awal Maret 2015 telah diambil untuk dijadikan sebagai salah satu isi koleksi Meseum Wallacea di Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari.
Menurutnnya, Koleksi biologi masih menjadi andalan dari 10 kelompok koleksi setelah dilakukan revitalisasi terhadap tata ruang pameran Museum Negeri Sultra tahun 2014 lalu.
Alasannya, Sultra memiliki banyak makhluk hidup yang sekarang termasuk spesies satwa langka, tak hanya di laut tapi juga yang hidup di darat. Di antaranya, binatang anoa, babi rusa, dan kuskus. Di laut selain ikan paus, banyak makhluk hidup spesies langka karena hanya terdapat sekitar perairan Sulawesi Tenggara, seperti berbagai jenis udang laut lobster, kepiting, kerang-kerangan (moluska), teripang dan tiram.
”Koleksi biologi seperti itu, sangat perlu mengingat posisi museum sebagai lembaga penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya juga untuk menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa”, kata La Dulu saat ditemui di Museum Sultra beberapa waktu lalu. (b)
Penulis: La Ode Husaini
Editor: Bas