PENASULTRA.COM, BUTON TENGAH – Salah satu leading sektor pembangunan Pemerintah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) di bawah kepemimpinan Samatau, Samahuddin sebagai Bupati dan La Ntau sebagai wakil bupati adalah pengembangan potensi perikanan dan kelautan.
Komitmen Pemkab Buteng dalam pengembangan dan pemanfaatan sumber daya pesisir ini terus digelorakan selama kurun waktu tiga tahun terakhir dengan memberikan bantuan kepada nelayan.
Selain itu, melalui Dinas Perikanan Buteng saat ini Pemda Buteng terus mendorong keefektifan dan keterbukaan pelayanan berbasis data ril nelayan di Kabupaten Buteng yang bisa langsung di akses melalui website.
“Data nelayan di Buteng sudah ter update. Akhir tahun ini sudah bisa dilihat datanya melalui website yang bisa diakses semua orang, termasuk kegiatan-kegiatan Dinas Perikanan,” kata Kadis Perikanan Buteng Muh. Rijal.
Hal itu dilakukan Dinas perikanan Buteng dalan rangka transparansi data nelayan, partisipasi masyarakat dan mempermudah pelayanan bagi nelayan dan setiap pihak-pihak terkait.
“Jadi melalui website ini, para kepala desa ataupun masyarakat sendiri bisa melihat data dan nama-nama nelayan. Kalau belum ada yang terdata atau mungkin ada perubahan data semisal ada warga yang sudah tidak aktif sebagai nelayan itu bisa langsung diajukan,” jelasnya.
Keberhasilan program pemberdayan bagi masyarakat nelayan, lanjut Rijal, akan tercapai ketika didukung dengan data yang tepat dan akurat. Olehnya, pihaknya dalam kurun dua tahun terakhir terus melakukan pendataan nelayan di desa-desa dan kelurahan di Kabupaten Buteng.
Untuk menunjang pelayanan laut, saat ini Dinas Perikanan Buteng juga telah mengadakan satu buah speed boat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan kapasitas 30 orang dan memiliki panjang 10 meter dan lebar hampir 3 meter yang akan dipergunakan sebagai kendaraan operasional.
“Alangkah tidak eloknya kalau Dinas Perikanan tidak memiliki armada laut, karena armada laut ini untuk memobilisasi ke laut di daerah-daerah khususnya seperti Talaga Raya dan sekitarnya,” jelasnya.
Speed boat yang cukup mewah yang pengadaannya menghabiskan anggaran sebesar Rp200 juta itu nantinya akan dipakai oleh Dinas Perikanan Buteng dalam melakukan pengawasan dan pemantauan aktivitas nelayan di pesisir laut Buton Tengah.
“Pengawasan berjenjang sesuai hukum itu melekat di dinas provinsi, tapi tanggung jawab moril sebagai anak daerah kita turut bertanggung jawab untuk melestarikan terumbu karang kita. Jadi dengan adanya kapal ini bisa bersama-sama turut memantau dan mengawasi laut kita,” paparnya.
Namun demikian, Rijal mengakui kalau speed boat itu untuk saat ini masih memiliki kekurangan beberapa komponen karena keterbatasan anggaran seperti mesin jonson yang dipakai hanya berkapasitas 20 PK. Namun kata dia, dengan dana Rp200 juta sudah cukup dengan kapal semewah itu.
“Untuk saat ini yang penting bisa jalan dulu, memang masih ada beberapa komponen juga yang kurang tapi kita sudah siapkan rancangannya. Termasuk nanti kita akan lengkapi dengan monitor alat pendeteksi karang,” paparnya.
Soal menjaga kelestarian laut, lanjut Rijal, selama ini pihaknya aktif bersosialisasi ke setiap nelayan agar melakukan aktivitas penangkapan dengan memperhatikan keberlanjutan sumberdaya alam pesisir.
“Untuk menjaga laut itu bukan hanya tugas Dinas Perikanan dan Kepolisian, tapi tugas semua pihak terutama nelayan. Jadi itu yang kita lakukan, mengubah mainset, dari perilaku nelayan yang tidak ramah lingkungan ke aktivitas yang ramah lingkungan,” kata Rijal.
Untuk mengubah perilaku nelayan yang selama ini melakukan pemboman, dia menyebut Bupati Buteng melalui Dinas Perikanan punya trik pendekatan khusus.
“Jadi untuk para pembom ini sudah kita identifikasi juga. Jadi mereka ini kita punya pendekatan khusus dengan menawarkan alternatif yang bisa menjadi pekerjaan mereka. Agar mereka mau meninggalkan aktivitas yang berbahaya itu,” tandasnya.(Adv)
Penulis : Amrin Lamena