PENASULTRA.COM, BUTON – Puncak pelaksanaan pagelaran Festival Budaya Tua Buton di pelataran alun-alun Takawa ditutup Sabtu 25 Agustus 2019 dengan penampilan tari kolosal yang diikuti 5000 peserta dari siswa siswi berbagai sekolah yang ada Kabupaten Buton.
Penampilan tari kolosal tersebut mempersembahkan tiga tari tradisional Buton yaitu tari Ponare, Badenda dan tari Alionda.
Kolaborasi tersebut memiliki makna masing-masing, Ponare yang menandakan menanamkan semangat parajuang, bangsa mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 kepada generasi penerus.
Tari Badenda dan Alionda merupakan tarian pergaulan yang mengisyaratkan putra-putri bangsa agar selalu memperkuat semangat sumpah pemuda. Menanamkan nilai luhur adat istiadat Buton yang hidup rukun dan damai.
Ketiganya kemudian dikonfigurasi membentuk simbol nenas yang diapit perisai dan dua gadis membawa bhosu (periuk), simbol kearifan lokal. Daun yang tumbuh diatas mahkota nenas sebagai simbol pimpinan yang mengayomi rakyat.
Sementara sisik pada badan buah, melambangkan 72 Kadie (Hak), duri pada daun menggambarkan pertahanan diri dari segala gangguan keamanan dan ketertiban dari muna pun datangnya. Buah yang manis mencerminkan kebaikan dan prinsip kerendahan hati, sopan santun tutur kata serta tidak menyakiti orang lain. Daun pangkal bagian bawah yang melebar landasan berpijak seluruh masyarakat Buton, yaitu sara patanguna.
Perisai sendiri adalah ketahanan budaya yang membangun kepribadian yang beradab, dalam pergaulan global. Sedangkan para gadis membawa bhosu menyimbolkan, pembangunan berwawasan gender, mengalirkan semangat Raja Buton pertama Wa Kaka dan Bula Wambona Raja Buton kedua, serta Wa Ode Wau perempuan yang ikhlas berkorban demi keamanan dan kemajuan negeri.
Gubernur Sultra, Ali Mazi berharap, Festival Budaya Tua Buton ke-7 ini dapat berlanjut untuk menjadi lokomotif dan inspirasi dalam kelanjutan pembangunan daerah.
Menurutnya, pelaksanaan Festival Budaya Tua Buton ini merupakan satu kegiatan yang berskala lokal namun memiliki nilai jual tinggi yang dapat menarik para wisatawan mancanegara.
“Ivent yang berskala lokal tetapi gaungnya telah mendunia atau go internasional. Yang telah dibuktikan kehadiran dan ketertarikan para wisatawan mancanegara,” ucap Ali Mazi.
Untuk diketahui, tarian kolosal Takawa 2019 mengobarkan semangat juang bela negara yang tidak pernah padam, melalui pengembangan budaya bermartabat, mewujudkan kehidupan masyarakat Buton yang sejahtera dan makmur.(b)
Penulis: Mances
Editor: Yeni Marinda