Gerbang Islami, Entitas Masyarakat Buteng Berdiri Megah di Wamengkoli

PENASULTRA.COM, BUTON TENGAH – Pintu Gerbang Islami yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) di Desa One Waara kini berdiri megah.

Gerbang utama bagi para tamu ketika masuk dari Pelabuhan Wamengkoli itu dibangun setinggi 16 meter dan memiliki lebar 20 meter. Nuansa islaminya kental sebagai entitas Buteng yang dikenal sebagai daerah religius.

Di bagian atas di sisi kiri dan kanan gapura ini dibuat seperti kubah masjid berdiamter tiga meter dan di bagian tengahnya menyerupai rumah adat. Jalannya dibuat dua jalur dengan lebar masing-masing delapan meter dan di bagian tengah terdapat pos jaga. Sehingga ketika melewati gerbang ini seperti memasuki jalan tol di kota-kota besar.

Pembangunan Gerbang Islami ini merupakan buah pemikiran Bupati Buteng, H. Samahuddin bersama wakilnya La Ntau, yang mulai dibangun sejak 2018 lalu. Akhirnya, pembangunan gerbang itu rampung pada tahun 2019.

“Pembangunannya dimulai sejak 2018 lalu. Anggaranya bersumber dari APBD Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Dinas Cipta Karya senilai Rp5 Miliar yang dikucurkan secara bertahap,” kata Samahuddin belum lama ini.

Bupati yang dikenal sebagai pekerja lapangan ini menyebut, untuk pembangunan Gerbang Islami, Pemda Buteng tak tinggal diam saja. Pihaknya, kata dia, ikut menganggarkan melalui APBD Buteng sebesar Rp2 Miliar khususnya ditahap finising. Hal itu dilakukannya sebagai komitmen pembangunan kepada masyarakat.

“Jadi ini merupakan bentuk kerjasama dan kordinasi yang baik antara Pemerintah Provinsi Sultra dan Pemda Buteng. Istilahnya ada sharing anggaran di antara keduanya,” terang Bupati.

Gerbang yang dibangun di pertigaan Desa One Waara itu menjadi tanda bahwa pengunjung telah memasuki wilayah Buton Tengah yang agamais.

“Gerbang ini sekaligus menjadi simbol identitas daerah, wajah Buteng. Kenapa saya bangun gapura islami ini? Karena Buteng ini punya banyak ulama, masyarakatnya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Itulah alasan kenapa gerbang ini dibangun bernuansa islami,” jelas Samahuddin lagi.

Samahuddin membeberkan, pembangunan Gerbang Islami ini tidak hanya dibangun begitu saja. Kata dia, grand desain gapura islami ini memiliki filosofi tersendiri. Filosofinya yakni merupakan rangkaian tanggal, bulan dan tahun pemekaran Kabupaten Buton Tengah itu sendiri.

“Buteng ini kan mekar pada 24 Juli 2014. Lebar gerbang 20 meter, lebar jalur jalan masing-masing 7 meter sehingga bila ditambahkan sama dengan 14, yang berarti bulan tujuh atau Juli 2014,” bebernya.

Samahuddin berharap, adanya Gerbang Islami ini bisa menjadi “magnet” wisata baru di Kabupaten Buteng sekaligus menjadi ikon kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Buteng yang mampu merangsang masyarakat lokal untuk menumbuhkan potensi dan peluang ekonomi khususnya masyarakat di sekitar gerbang tersebut.

“Kalau pintu gerbang ini sudah rampung secara keseluruhan, lengkap dengan taman dan air mancurnya, pasti akan menjadi tempat orang berwisata. Masyarakat kita bisa memanfaatkan peluang itu dengan berjualan makanan dan minuman atau kebutuhan lainnya bagi mereka yang berwisata,” tuturnya.

Menurut Samahuddin, Gerbang Islami ini juga nantinya akan menjadi pembeda, bahwa Buteng memiliki keunikan dan brand tersendiri yang bisa dibanggakan masyarakat Buteng secara menyeluruh.

Oleh karena pembangunannya menggunakan APBD Sultra, orang nomor satu di Buteng ini merencanakan peresmian Gerbang Islami di bilangan Wamengkoli itu akan mengundang langsung Gubernur Sultra Ali Mazi untuk meresmikan. Apalagi, lanjut dia, jalan yang dipergunakan untuk membangun gapura itu merupakan jalan provinsi.

“Kita akan undang pak Gubernur untuk meresmikannya nanti. Untuk waktunya nanti kita akan tentukan, pokoknya peresmian nanti kita akan buat semeriah mungkin,” tandasnya.(Adv)

Penulis : Amrin Lamena