Beri Motivasi Mahasiswa UHO, Amran Sulaiman: Mari Ciptakan Peluang dan Eksekusi

Pena Kendari340 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Mantan Menteri Pertanian RI periode 2014-2019, Andi Amran Sulaiman (AAS) tampil sebagai pembicara di hadapan ratusan peserta Seminar Nasional Universitas Halu Oleo (UHO), dengan tema Peluang Memasuki Dunia Kerja di Era Globalisasi di salah satu hotel terkemuka di Kota Kendari pada Kamis, 30 September 2021.

Di hadapan Prof.Dr. Muhammad Zamrun F,.S.Si,M.Si, M.Sc Rektor OHO dan peserta seminar, baik yang daring maupun luring, AAS owner dari PT Tiran Group menegaskan, bumi Indonesia sangat kaya dengan potensi sumberdaya alamnya.

“Yang jadi persoalan sekarang, mengapa negara lain mampu memanfaatkan potensi tersebut. Sementara kita hanya mampu menciptakan peluang saja,” kata Amran dalam seminar tersebut.

Karena itu, Amran meminta izin kepada rektor UHO untuk menambahkan isi tema seminar nasional.

“Mohon izin pak rektor, saya tambahkan tema seminar kita hari ini, yaitu ciptakan peluang dan eksekusi peluang tersebut. Kampus UHO jangan hanya mampu menciptakan peluang, tapi yang lebih penting lagi mengeksekusi semua peluang-peluang yang ada di hadapan kita,” ujarnya melalui saluran zoom meeting.

Owner PT Tiran Group ini juga menegaskan, PT Tiran Group berharap ada kerjasama dengan Kampus UHO ke depan dalam hal peluang ketenagakerjaan. Kerjasama ini bisa jangka waktu 5 tahun ke depan, atau 10 tahun ke depan, sehingga tercipta peluang dan peluang tersebut mampu dieksekusi.

Amran kemudian menyampaikan permohonan maafnya, tidak bisa hadir langsung pada seminar nasional yang digelar UHO.

“Saya mohon maaf tidak bisa hadir langsung dalam seminar ini. Insya Allah bila pandemi Covid-19 sudah reda, saya L akan hadir memberikan kuliah umum kepada anak-anakku mahasiswa UHO,” kata mantan aktivis Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.

Amran juga menceritakan perjalanan hidupnya, mulai menjual racun tikus sampai kemudian menjadi menteri pertanian dan memiliki bisnis yang telah mempekerjakan ribuan orang.

AAS mengungkapkan, sebelum diberi amanah menjadi menteri pertanian, sekitar 20 tahun bermukim berpindah-pindah di Provinsi Sultra.

“Saya pernah tinggal di Asera Konawe Utara, Konawe Selatan dan Bombana. Jual racun tikus dengan berjalan kaki berkilo-kilo meter. Tinggal di gubuk-gubuk dengan gaji Rp 150 ribu per bulan,” ungkapnya.

Beda dengan kondisi sekarang, semua teknologi sudah lebih maju. “Apa-apa yang mau dijual sudah bisa lewat smart phone. Kita mau cari apa, informasinya ada handphone. Kalau di zaman saya, semua serba terbatas. Mau baca buku, harus ke perpustakaan. Jual racun tikus, harus keliling berjalan kaki,” bebernya.

Dibalik kesulitan yang dirasakan saat itu, Amran selalu menanamkan keyakinan bahwa suatu saat akan sukses, meraih semua impiannya. Semua pekerjaan yang dijalaninya, mulai menjual racun, menanam sayur, beternak ayam ternyata sebuah proses yang mengantarkannya menjabat menteri pertanian periode pertama Presiden Joko Widodo-Yusuf Kalla.

“Anak-anakku mahasiswa yang masih muda-muda semua. Mulai sekarang cucurkan semua air matamu, keluarkan semua energimu untuk bekerja. Nanti pada akhirnya, akan kau nikmati hasilnya. Ingat proses tak akan membohongi hasil. Untuk meraih sukses, harus dipersiapkan dari sekarang. Tidak ada sukses yang diraih secara instan, semuanya berproses,” tegas Amran yang disambut applause peserta seminar nasional.

Editor: Husain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *