Ternyata, Masjid Al Alam Wisata Religi yang Menyerupai Struktur di Dubai

Pena Travel1,452 views

PENASULTRA.COM, KENDARI – Masjid Al Alam merupakan wisata religi yang menjadi icon Kota Kendari. Bahkan dengan kemegahan bangunannya menjadikan masjid Al Alam satu-satunya wisata religi termegah di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Makanya tidak heran kalau banyak pengunjung yang mengabadikan foto sambil di halaman masjid. Hal itu dialami salah seorang pengunjung asal Muna, Wati.

Menurut Wati, dirinya sangat penasaran dengan bagunan masjid Al Alam yang disebut-sebut sebagai salah satu masjid terapung termegah didunia.

“Ternyata memang masjid Al Alam sangat cocok jika disebut sebagai destinasi wisata religi termegah di Indonesia bahkan didunia. Apalagi posisi bagunannya terletak di kawasan Teluk Kendari,” ungkapnya, Kamis 14 November 2019.

Dilansir dari https://id.Wikipedia.org, masjid Al Alam adalah masjid di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dijuluki dengan nama masjid terapung. Digagas idenya dan mulai dibangun sejak tahun 2010 dimasa kepemimpinan Gubernur Sultra Nur Alam. Diresmikan penggunaannya tahun 2018.

Masjid Al Alam menjadi ikon Kota Kendari yang banyak dikunjungi warga sekitar dan para pendatang. Empat buah menara masjid ini dirancang arsitek asal Sulawesi Selatan, Mursyid Mustafa dan dibuat menyerupai Burj al Arab di Dubai.

Letak Masjid Al Alam di Teluk Kendari. Untuk menuju ke masjid ini, para pengunjung melewati hutan bakau. Pemerintah setempat telah mereklamasi dan membuat jalan masuk maupun keluar.

Masjid ini dirancang dibangun tahun 2010, di masa Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam. Konsep pembangunan masjid ini memang akan dibangun secara unik. Di tengah Teluk Kendari dibuat suatu pulau buatan sebagai pondasi areal masjid. Luas areal masjid sekitar 12.692 meter persegi, terdiri dari tiga bangunan utama, yaitu: bangunan utama masjid, plaza tertutup, dan plaza terbuka.

Kini Masjid Al Alam menjadi masjid ketiga di dunia, sebagai masjid yang berada di Tengah Laut, menyusul masjid di Maroko dan Jeddah. (b)

Penulis: Nobel
Editor: Bas