Gelar Seminar Nasional, Unsultra Hadirkan Mantan Menteri Pertanian

PENASULTRA.COM, KENDARI – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) sukses menggelar acara Seminar Nasional yang berkolaborasi bersama UK Bisnis dan Digital, di Gedung WTC Kampus Unsultra, Sabtu, 9 Oktober 2021.

Seminar nasional itu menghadirkan narasumber Mantan Menteri Pertanian RI periode 2014-2019 sakaligus Founder Tiran Group Andi Amran Sulaiman, dan Jasruddin sebagai Kepala LL Dikti IX Sultan Batara.

Kegiatan yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai instansi dan mahasiswa Unsultra itu digelar secara offline dan juga online melalui Zoom Meeting, live YouTube.

Rektor Unsultra, Andi Bahrun, mengatakan seminar nasional ini bertujuan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dengan multitalenta di era disrupsi karena Universitas Sulawesi Tenggara harus mengambil peran dalam mencerdaskan anak bangsa sakaligus memajukan daerah.

Menurutnya, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra)  adalah masa depan Indonesia yang kaya akan potensi sumber daya alam, terutama tambang. Oleh karena itu, diperlukan SDM berkualitas untuk mengelola dengan baik dan memperhatikan kaidah lingkungan dan ekosistem.

“Mahasiswa harus memahami era dinamika global, regional dan nasional dengann menyongsong dan menciptakan perubahan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi pada kondisi ke depannya”, katanya.

Sementara itu, Andi Amran Sulaiman (AAS) yang menjadi narasumber dalam seminar tersebut memberikan motivasi kepada para mahasiswa.

Owner dari PT Tiran Group itu menegaskan, bumi Indonesia sangat kaya dengan potensi sumberdaya alamnya. Namun, yang jadi persoalan sekarang, mengapa negara lain mampu memanfaatkan potensi tersebut. Sementara kita hanya mampu menciptakan peluang.

“Tapi yang lebih penting lagi mengeksekusi semua peluang-peluang yang ada di hadapan kita”, kata Amran kepada para peserta seminar.

Lalu Amran menceritakan perjalanan hidupnya, mulai menjual racun tikus sampai kemudian menjadi menteri pertanian dan memiliki bisnis yang telah mempekerjakan ribuan orang.

AAS mengungkapkan, sebelum diberi amanah menjadi menteri pertanian, sekitar 13 tahun bermukim berpindah-pindah di Provinsi Sultra.

“Saya keliling di Sulawesi Tenggara ini, pergi ke Konawe Utara, Kendari, di Konawe Selatan,  Bombana, di Muna, jual racun tikus dengan berjalan kaki berkilo-kilo meter. Tinggal di gubuk-gubuk dengan gaji Rp 150 ribu per bulan,” ungkapnya.

Dibalik kesulitan yang dirasakan saat itu, Amran selalu menanamkan keyakinan bahwa suatu saat akan sukses, meraih semua impiannya.

Semua pekerjaan yang dijalaninya, mulai menjual racun, menanam sayur, beternak ayam ternyata proses itu yang mengantarkannya menjabat menteri pertanian periode pertama Presiden Joko Widodo-Yusuf Kalla.

“Anak-anakku mahasiswa yang masih muda-muda semua. Mulai sekarang cucurkan semua air matamu, keluarkan semua energimu untuk bekerja. Nanti pada akhirnya, akan kau nikmati hasilnya. Ingat proses tak akan membohongi hasil. Untuk meraih sukses, harus dipersiapkan dari sekarang. Tidak ada sukses yang diraih secara instan, semuanya berproses,” tegas Amran yang mendapat applause peserta seminar nasional.

Penulis: Husain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *