FAO Minta Masyarakat Perbaiki Pola Makan

PENASULTRA.COM, KENDARI – Food and Agriculture Organization of the United Nation (FAO) meminta masyarakat memperbaiki pola makan untuk mengatasi masalah gizi.

Sebab, dalam beberapa dekade terakhir, akibat globalisasi, urbanisasi dan mayoritas pertumbuhan pendapatan, kebanyakan masyarakat dunia mengubah pola makan dan kebiasaan masyarakat.

Meski 800 juta orang menderita kelaparan, 790 diantaranya sekarang mengalami obesitas karena kombinasi diet yang tidak sehat dan kurangnya olahraga.

Perwakilan FAO, Stephen Rudgard mengatakan, pola makan secara umum di Indonesia tidak sama dengan dikebanyakan negara berpenghasilan menengah. Di Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi pada beras. Namun konsumsi sayur, buah, daging dan lemaknya rendah.

“Faktanya, Indonesia memiliki porsi asupan energi tertinggi di biji-bijian khususnya beras. Sementara makanan bukan tepung hanya 30 persen. Padahal standar global rata-rata 50 persen untuk tepung,” Stephen saat menyampaikan sambutan dalam perayaan pembukaan HPS di Kecamatan Angata, Sabtu 2 November 2019.

Menurut Stephen, di Indonesia harga makanan pokok cukup tinggi. Sesuai kenyataan, harga-harga makanan merupakan salah satu termahal di Asia Tenggara.

“Faktanya kelaparan dan obesitas berdampingan diseluruh Infonesia. Kadang bahkan ada didalam satu rumah,” bebernya.

Prevelensi nasional jumlah stunting pada anak-anak dibawah umur 5 tahun sangat signifikan yakni lebih dari 30 persen dan prevalensi kondisi kuris untuk kelompok usia yang sama juga sangat signifikan pada 10 persen.

“Disisi lain, 8 persen anak-anal Indonesia mengalami obesitas. Inovasi adalah satu-satunya jalan keluar,” tukasnya.(b)

Penulis: Yeni Marinda
Editor: Kas